Jumat, 26 Agustus 2016

Petani Tembakau Kesal Harga Rokok Naik Lalu Bakar Ladang Tembakau

Buntut wacana kenaikan harga rokok, puluhan petani tembakau di Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah menggelar aksi bakar tanaman tembakau di ladang mereka, Kamis (25/8).

Mereka juga mendesak Presiden Joko Widodo segera meratifikasi kebijakan pertembakauan agar  berpihak kepada petani. Belum adanya payung hukum yang jelas memicu industri rokok, selama ini bisa leluasa menetapkan harga tembakau di tingkat petani.

Terlebih lagi, dengan adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau beberapa tahun ini, berdampak pada merosotnya daya beli industri rokok. "Kembali, tak ada keberpihakan kepada kami," tegas Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Demak, Supriyadi.

Ia menjelaskan selama ini kebijakan pertembakauan kurang menguntungkan para petani. Di lain pihak petani menjadi penopang kebutuhan industri penyumbang pemasukan negara yang tinggi melalui cukai. Di sisi lain, para petani tembakau meminta agar pemerintah mengontrol keran impor tembakau. 

"Sebab tidak adanya pengendalian impor tembakau justru secara tak langsung mematikan keberlangsungan petani lokal," ujarnya.

Supriyadi juga menegaskan, adanya wacana Pemerintah tentang harga rokok membuat para petani tembakau di ‘Kota Wali’ ini kian resah. Saat Ketika pabrikan dikenai cukai tinggi, daya beli pabrikan pasti rendah.

Hal ini juga berarti keterpurukan bagi para petani tembakau. Dua tahun lalu sebelum ada kenaikan tarif cukai hasil tembakau, para petani bisa menjual tembakau dengan harga Rp 30 ribu - 40 ribu per kilogram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar